Sebuah cerita cinta dari teman penulis madjongke.com, kisah cinta yang cukup menarik. Saat masa lalu tidak bisa hilang dari kehidupan. Justru masa lalu itu kini semakin dekat, Melebihi seorang teman apalagi sahabat. Seperti biasanya, Lilik sebagai pelaku utama dalam
cerita yang benar-benar terjadi ini.
Lilik yang selama ini memiliki rasa cinta terhadap seseorang, harus menghadapi kenyataan yang menurut kita sangat sulit untuk dijalani. Tinggal satu atap dengan Orang yang pernah memiliki rasa cinta terhadapnya, begitu juga sebaliknya. Apa yang akan terjadi?. Berikut pengakuan Lilik pada Madjongke.com.
Dia hanya adik iparku
Sudah lama Aku (Lilik) dan Ari saling mencintai, meskipun tidak ada kata yang terucap, semuanya tampak begitu terasa. Kami menjalani hari-hari seperti orang lain pada umumnya. Bahkan banyak Orang yang mengakui hubungan Aku dengan Ari.
Status yang tidak begitu jelas, kadang sering membuat Aku ragu. Ingin kucoba membuatnya menjadi jelas, tapi bagiku itu bukan sesuatu yang pantas karena Aku hanya seorang wanita. Bertahun-tahun lamanya hal itu terjadi, hingga hatiku terasa begitu kosong. Aku membutuhkan Pria yang benar-benar bisa mengatakan, Kamu adalah kekasihku. Bukan hanya Pria yang seolah-olah adalah kekasihku.
Singkat cerita, Aku pacaran dengan Orang lain yang tidak lain adalah kakak dari Ari sendiri. Aku tidak tahu dengan perasaannya saat itu, begitu juga dengan pikiranku. Aku hanya membutuhkan
cinta yang jelas. Bertahun-tahun pacaran dengan kakaknya Ari, akhirnya kami resmi menjadi suami istri.
Banyak kabar bahwa Aku menikah dengan Ari, tapi kenyataannya tidak. Aku jelas sekali menikah dengan kakaknya. Dengan begitu, sebagai pihak wanita Aku ikut tinggal bersama suamiku. Sudah bisa diketahui juga kalau Ari tinggal bersama kakaknya begitu juga dengan Aku.
Perasaanku jelas berbeda, awalnya terasa kaku. Aku hanya takut jika cinta itu tumbuh kembali. Kukira perasaan itu akan hilang seiring berjalannya waktu. Tapi pikiran Aku salah. Perasaan itu terus membuatku takut. Ketakutan jika cinta yang telah layu kembali menjadi subur.
Hingga saat ini, Aku tidak pernah berani untuk menatap mata adik iparku sendiri. Kedekatan sebagai layaknya keluarga juga tidak ada, Aku jelas tidak berani. Jika terpaksa harus pergi bersama adik iparku, tidak ada kata yang terucap. Tidak ada kata basa-basi lagi. Hanya jika benar-benar perlu aku mengatakan sesuatu.
Aku tahu jika suatu saat cintaku padanya bisa tumbuh kembali. Tapi Aku bukan tipe wanita pengkhianat. Aku memilih untuk setia