• Madjongke.com
  • Kontak
  • Facebook

Madjongke

Bacaan Santai Kehidupan Sehari-hari

  • Beranda
  • Cinta
  • Kehidupan
  • Kesetiaan
  • Wanita/Cewek
  • Cowok/Pria
  • Kendaraan
  • Lainnya
    • Kata-kata
    • Travel
    • Berita
    • Komik
    • Suami
    • Mertua
    • Resep Masakan
    • Anak
    • Kisah nyata
    • Mantan
    • Lain-lain
Beranda » kehidupan » Cara Berpikir Yang Menunjukkan Kamu Belum Siap Menikah

Cara Berpikir Yang Menunjukkan Kamu Belum Siap Menikah

cara berpikirMungkin karena hasrat, tuntutan, atau bahkan juga karena keadaan, Kita memiliki tujuan untuk segera menjalin hubungan yang lebih serius dan pada akhirnya menikah. Kadang Kita merasa siap untuk melakukan itu. Mungkin jika dilihat dari kesiapan Kita atau pasangan berdasarkan faktor usia, ekonomi, atau juga karena kedua Orang Tua yang sudah sama-sama setuju dengan hubungan itu.

Akan tetapi ternyata cara berpikir seseorang juga memberi pengaruh besar jika menjalani kehidupan Rumah Tangga nantinya. Memang, kadang Kita sudah merasa bisa berpikir Dewasa, tapi kadang Kita tetap melupakan hal-hal yang menjadi point penting dalam pernikahan. Untuk membuatnya lebih jelas, berikut ini cara berpikir yang menunjukkan kalau sebenarnya Kamu belum siap menikah.

Pertama, adalah tentang keinginan serta kebutuhan. Tidak sedikit dari Kita yang sudah merasa dewasa belum bisa menjadikan kebutuhan sebagai prioritas utama. Banyak dari Kita yang lebih mengedepankan keinginan. Jadi Kita belum bisa sepenuhnya tahu mana yang sebenarnya Kita butuhkan dan mana yang sebenarnya hanya Kita inginkan. Sebagai contoh, dalam hubungan Kita sering sekali memberikan tuntutan pada pasangan hanya agar Dia bisa seperti yang Kita inginkan. Padahal sebenarnya Dia sudah menjadi sosok yang Kita butuhkan. Dan saat Dia tidak bisa menjadi seperti yang Kita inginkan, Kita berusaha mencari Orang lain yang bisa menjadi seperti yang Kita inginkan.

Contoh yang lebih jelas, adalah saat Kita memiliki suatu kebiasaan yang tidak berguna dan sifatnya hanya memberikan sebuah hiburan. Lebih lagi kebiasaan itu sebenarnya menghabiskan waktu atau mungkin biaya yang banyak dan buruknya lagi, kebiasaan itu sebenarnya lebih banyak memberikan dampak negatif juga memiliki kemungkinan bisa merusak hubungan dengan pasangan. Keinginan Kita untuk tetap melakukan itu sangat kuat dan Kita menurutinya, padahal sebenarnya ada hal lain yang lebih penting dan itu sebenarnya Kita butuhkan. Dan tidak jarang pasangan mengingatkan agar Kita tidak melakukan hal itu, tapi yang ada Kita justru berharap pasangan bisa menerima Kita apa adanya dengan tetap melakukan keinginan yang sudah menjadi kebiasaan tersebut. Sehingga Kita lebih berharap hal itu tidak akan menjadi suatu masalah dengan merubah cara pandang pasangan agar Kita bisa tetap melakukannya karena itu adalah hal yang paling Kita inginkan.

Kedua, tentang jangka panjang dan hanya bersifat sesaat. Apapun yang Kita lakukan pasti memberikan dampak baik sesaat atau jangka panjang. Kita sering menganggap bahwa keadaan dimasa yang akan datang, tidak jauh berbeda dengan keadaan saat ini, padahal itu tidak pasti. Sehingga Kita sangat jarang memikirkan efek jangka panjang dari apa yang Kita lakukan. Kita jarang melakukan persiapan-persiapan serta memikirkan kemungkinan terburuk untuk sekedar mengambil langkah antisipasi. Seperti misalnya, Kita terlalu fokus dengan perasaan saat ini. Kita selalu berusaha memuaskan hasrat yang ada dalam diri selagi ada kesempatan. Jika itu terjadi dalam jangka panjang, Kita akan mengalami perasaan yang hambar pada akhirnya. Atau contoh lain, ketika Kita dihadapkan pada dua pilihan, barang misalnya. Kita menjadikan rasa suka sebagai dasar dalam menentukan pilihan. Kita justru memilih barang yang Kita suka meskipun tidak memberikan manfaat dan hanya bisa menjadi pajangan dalam kamar. Padahal dalam pilihan barang tersebut ada satu yang memberikan manfaat lebih banyak dan bisa berguna untuk sekarang dan seterusnya.

Kita memang punya keinginan, tapi keinginan tidak harus selalu terpenuhi selama apa yang Kita butuhkan bisa teratasi. Dan juga untuk apa Kita lebih mementingkan kesenangan sesaat jika sebenarnya ada hal yang bisa memberi efek baik untuk jangka panjang. Jadi intinya, jika cara berpikir kita masih seperti itu, Kita belum siap untuk menjalin hubungan yang lebih serius. Kecuali Sudah menjadi dasar Kita mudah beradaptasi secara cepat pada perubahan seperti apapun. Akan tetapi itu sangat jarang ada pada diri Seseorang. Kata terakhir, pelajari, pahami, dan jadikan Dirimu benar-benar Dewasa. Karena sebenarnya membina Rumah Tangga sangat banyak godaan juga cobaan didalamnya. Dan itu lebih berat dari cobaan paling berat dalam pacaran. Baca Juga Jangan Ngaku Wanita Siap Menikah Jika Masih Seperti Ini.
Rohmad Nur Hidayat, Rabu, 06 Januari 2016

Bagikan

#kehidupan #Terbaru
Artikel Terkait
Lebih baru
Lebih lama
Beranda

10 Terpopuler

  • Cerita Cinta Terlarang Dengan Istri Orang (Nyata)
    ....Suaminya merantau untuk bekerja sehingga kami dengan leluasa menjalin hubungan. Dia begitu baik dan sangat dewasa hingga membuat aku ben...
  • Kisah Cinta Terlarang Om Dan Keponakan (Nyata)
    Kisah ini benar-benar dialami Oleh teman Madjongke.com sendiri. Sebut saja namanya Ida, Ida merupakan Wanita dari Kota A dan punya Paman (ad...
  • 12 Kalimat Pengganti Untuk Tanya 'Sudah Punya Pacar Belum?'
    Dengan teman satu aktivitas saja kadang kamu tidak bisa mengetahui secara pasti dia punya pacar atau tidak, apalagi dengan orang yang belum...
  • 10 Arti Kata Hmm Dari Wanita Saat Chat, Kamu Yang Mana?
    Penggunaan kata hmm sebenarnya digunakan untuk menunjukkan kondisi sedang berpikir. Seharusnya setelah menggunakan kata itu ada kalimat teru...
  • 20 Kata-kata Sedih Anak Tiri Kurang Kasih Sayang
    Saat awal-awal menjadi anak tiri, oleh orang tua tiri masih terkesan disayangi, diperhatikan, dan seolah menjadi prioritas utama. Tapi seir...
  • 5 Alasan Mobil Atau Motor Plat B Bekas Lebih Murah
    Sudah menjadi pemahaman orang daerah bahwa motor atau mobil plat B memiliki harga jual kembali yang lebih murah. Maka banyak sekali orang d...
  • Asal Usul Sejarah Panggilan Om dan Tante, Banyak Yang Salah Kaprah?
    Asal Usul Panggilan Om dan Tante? Lagi cari artikel yang membahas tentang itu yah? Pas banget nih! Artikel kali ini akan membahas secara khu...
  • 5 Cara Menentukan Nominal Komisi Makelar Mobil, Jika Dia Tidak Menentukan Tarif Pasti
    Tarif suka rela karena makelar memiliki rasa sungkan atau sudah menganggap kita paham nominal yang akan diberikan. Namun kadang kita berpiki...
  • 7 Panduan Lengkap Naik Pesawat untuk Pemula: Dari Membeli Tiket hingga Menemukan Tempat Duduk
    Naik pesawat bisa menjadi pengalaman yang menegangkan bagi mereka yang belum pernah melakukannya sebelumnya. Namun, dengan persiapan yang te...
  • 10 Dampak Buruk Jika Mobil Tidak Pernah Dipakai, Cuma Dipanasi Saja
    Mobil adalah salah satu alat transportasi yang paling umum digunakan di seluruh dunia. Namun, ada beberapa kasus di mana mobil tidak pernah ...
Beranda | Tentang | Kontak | Privacy Policy | Syarat Dan Ketentuan | Sitemap
Copyright © 2012-2025 Madjongke - All Rights Reserved
Powered by Blogger