"Kadang ada kesempatan untuk dekat dengan Pria lain, tapi jujur saya tidak ada hasrat sama sekali. Setiap kesempatan itu ada, Saya justru teringat dengan sosok Dia. Perasaan ...."
CINTAKU HANYA SATU KHUSUS UNTUK SUAMI ORANG
Sebelumnya tidak pernah berpikir akan menjalani hubungan cinta seperti ini. Setelah berpisah dengan Suami, Bayangan kedepan tentu saja memperbaiki diri kemudian mendapatkan pengganti suami yang bisa menerima Saya dengan kondisi apa adanya. Setiap kali menjalani hubungan dengan Pria, Saya seperti merasa gagal menumbuhkan rasa cinta. Hasrat hanya bisa dirasakan pada awal hubungan saja.
Hidup dalam kesendirian, bertemu dengan Seseorang dan Saya hampir menikah. Namun gagal karena jujur hasrat saya tidak begitu besar. Saya sangat sulit menerima Pria dalam hidup Saya. Menjalin hubungan tanpa perasaan, Saya bertahan hanya untuk keamanan. Karena jujur saja Saya ada ketakutan tidak ada Pria yang mau dengan Saya. Setiap ada pertanyaan kapan mau menikah, Saya jawab belum siap untuk semuanya. Bahkan sekedar bertemu satu minggu sekali, Saya tidak pernah mau. Keinginan untuk menikah dengan pacar, semakin tipis karena Saya tahu kalau Dia menjalin hubungan dengan wanita lain secara diam-diam.
Hingga akhirnya, ada kedekatan dengan Seorang pria tanpa sengaja. Dia sangat dewasa dan bisa membuat Saya merasa nyaman. Begitu perhatian dan Dia bisa menjadi sosok Pria yang baik. Sayangnya, Dia masih memiliki istri atau statusnya suami Orang.
Karena sosok Dirinya yang berhasil membuat saya kagum, Kami sering melakukan aktivitas bersama. Dia bisa melayani dan melindungi dengan sangat baik. Seiring berjalannya waktu, ada kecemburuan terhadap pacar saya. Saya memahaminya dan memilih untuk memutuskan hubungan dengan pacar sebelumnya. Saya bisa dengan mudah melakukan itu, karena hasrat saya terhadap Suami orang tersebut sangat besar. Berbeda dengan hasrat terhadap pacar saya sebelumnya yang sangat tipis bahkan hampir tidak ada sama sekali.
Tanpa ada istilah nembak dan ditembak, Kami sudah saling menganggap sebagai pasangan kekasih. Dia bisa mengisi posisi sebagai Pria yang baik. Maka setelah itu, Saya resmi pacaran dengan Suami Orang. Saya tahu ini salah, tapi seiring berjalannya waktu Saya semakin jatuh cinta padanya.
Perjalanan Kami sudah sangat panjang. Setiap ada rintangan, pertengkaran, akhirnya berakhir dengan baik. Jika dilihat dari tindakan nyata, Dia sepertinya sangat mencintai Saya. Tapi karena banyak pertimbangan, Dia tidak mungkin bercerai.
Jika bersama Dia, Dia begitu perhatian dan melayani Saya seperti seorang istri bahkan lebih. Dalam bahasa jawa, Dia adalah sosok yang "gemati". Oleh karena itu, Saya benar-benar jatuh cinta dengan Dia.
Kadang ada kesempatan untuk dekat dengan Pria lain, tapi jujur saya tidak ada hasrat sama sekali. Setiap kesempatan itu ada, Saya justru teringat dengan sosok Dia. Perasaan tidak tega semakin membuat Saya tidak bisa membuka diri terhadap Pria lain.
Jujur saya sadar bahwa hubungan ini salah, tapi saya juga tidak kuasa meninggalkan apalagi ditinggalkan. Hingga sekarang, Dia tetap mengisi posisi sebagai Suami terhadap istrinya. Sepertinya Dia melakukan itu karena tuntutan status. Untuk urusan perasaan, Dia lebih banyak memberikan untuk Saya.
Kadang terpikir, Saya bahagia diatas penderitaan Orang lain. Meskipun itu tidak dirasakan oleh istrinya, tetap saja ada perasaan bersalah. Kadang saya membenci diri sendiri, tapi Saya juga tidak kuasa meninggalkan Dia. Saya bahkan rela hidup seperti ini asal bisa bersama dengan Dia. Saya tidak ada pikiran menikah lagi, karena jujur saya hanya ingin bersama Dia.
Kadang ada harapan agar Dia bercerai, tapi jujur Saya juga tidak tega dengan anak-anaknya. Apalagi kehidupan Dia tentu bisa berantakan. Belum lagi resiko adanya persaingan dari wanita lain yang tentu banyak menginginkan Dia. Tentu yang lebih baik dari Saya. Hingga saat ini, Saya akan setia terhadapnya dan akan tetap bertahan meskipun hanya menjadi yang kedua. Saya rela berbagi dan tidak peduli dengan pandangan Orang terhadap Saya. Karena belum tentu ketika Mereka berada di posisi saya, bisa mengatasi seperti apa yang mereka angankan.
Prinsip Saya meskipun salah, Saya akan tetap setia terhadapnya dan memberikan cinta seutuhnya pada Dia meskipun Dia harus membagi cintanya. Jujur saya ikhlas demi tetap mendapatkan cinta darinya...
Sekian
Kisah dari MH yang disusun ulang oleh madjongke.com. Hanya sedikit komentar dari madjongke.com, Kita memang bisa dengan mudah memberikan saran terbaik untuk keadaan seseorang. Tapi Orang tersebut sepertinya tidak bisa melakukan apa yang Kita sarankan. Setelahnya Kita menganggap Orang itu bodoh, tidak ada niat dan usaha, hingga menganggap Orang itu sudah melakukan kesalahan besar. Tapi ketika Kita mengalami kondisi yang sama, belum tentu Kita bisa melakukan seperti apa yang pernah Kita katakan.
Baca juga
Kisah Cinta Terlarang Om Dan Keponakan (Nyata)
Kisah Mengharukan: Aku Hanya Tamu Untuk Anakku
Kisah Sedih: Perjuangan Cinta Untuk Keponakan