Masalah yang sebenarnya membuat wanita dilema adalah memilih antara jadi ibu rumah tangga atau menjadi wanita karir. Dua pilihan yang memang harus dipertimbangkan sebaik mungkin agar tidak terjadi penyesalan dan juga siap dengan segala konsekuensinya.
Ketika punya gambaran ingin menjadi ibu rumah tangga saja, fokus mendidik dan membesarkan anak, tapi ada rasa takut dibilang pendidikan dan gelar yang diperoleh sia-sia begitu saja.
Pikiran semacam ini terus menghantui hingga merasa harus menggiring opini bahwa gelar dan pendidikan yang dimiliki tidak sia-sia begitu saja untuk mendidik anak. Berusaha terus menerus untuk meyakinkan orang lain bahwa pendidikan tinggi juga berguna meski cuma jadi ibu rumah tangga.
Yang artinya, dalam kondisi itu sebenarnya memang tidak siap sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga. Andai siap, sebetulanya tidak terlalu peduli dengan anggapan orang lain.
Di sisi lain, ketika setelah punya anak berpikir untuk menjadi wanita karir, juga ada ketakutan yang lain. Takut dibilang anaknya kurang kasih sayang, kurang perhatian, dan tega menitipkan pada orang tua atau pengasuh.
Hingga akhirnya banyak yang membuat pengakuan 'Aku mau melanjutkan menjadi wanita karir, toh anak masih bisa diperhatikan setelah pulang kerja'. Tapi pada kenyataannya, setelah pulang kerja mengeluh kelelahan, pusing dengan kerjaan, butuh istirahat lebih, dan keluhan lain yang berkaitan dengan pekerjaan.
Hingga kadang pelampiasan justru berdampak buruk pada anak. Dengan kondisi ini, tentu saja tidak sepenuhnya cocok menjadi wanita karir yang tetap ingin memberikan perhatian lebih kepada anak dan keluarga.
Ada juga yang bilang 'aku fokus saja dengan anak, jadi ibu rumah tangga dengan pola pikir saat ini tentu akan memberi pengaruh lebih baik kepada anak'.
Pengakuan itu dikeluarkan, tapi ketika menjalani dalam kehidupan nyata sering saja mengeluh, merasa bosan, merasa menjadi istri yang tidak bisa memberi kontribusi terhadap keuangan keluarga, dan masih banyak yang lainnya.
Memang banyak juga wanita yang tulus dan sukses menjadi ibu rumah tangga, sukses menjadi wanita karir tanpa mengorbankan kondisi anak. Tapi mereka yang melakukan itu, memang bisa menyesuaikan diri dengan keadaannya.
Sedangkan yang masih bimbang harus memilih yang mana, penulis madjongke.com punya sedikit tips untuk kalian. Sebelum memutuskan untuk menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga, yang perlu kalian lakukan adalah memahami mana yang akan membuat kalian merasa senang.
Menjadi wanita karir jika itu lebih mampu memberi kesenangan, tentukan dengan mengambil pilihan tersebut. Yang penting jangan pedulikan kesan atau pandangan orang lain, sebab selama kalian senang dengan keputusan itu, tidak akan banyak mengeluh dengan berbagai persoalan yang dampaknya bisa berpengaruh pada sikap terhadap anak, semua akan baik-baik saja.
Sebaliknya jika menjadi ibu rumah tangga mampu memberi kebahagiaan, lakukan dan jangan terpengaruh oleh cara pandang orang lain. Sebab bisa saja itu hanya ada dalam pikiran kalian sendiri.
Apa yang menurut kalian menyenangkan dan memberikan kebahagiaan, lakukan saja. Dengan begitu apapun pilihannya, selama bisa mendatangkan kebahagiaan pasti akan memberi dampak positif terhadap segala hal. Jangan memilih karena terpaksa apalagi hanya karena menuruti apa kata orang.