Kita tentu sering melihat pengemudi di jalan yang mudah marah, mengeluarkan kata kasar, bahkan melakukan tindakan kekerasan. Baik menyaksikan secara langsung atau hanya melalui media sosial. Mereka seolah menjadi sosok jagoan dan tidak takut dengan siapapun.
Bahkan dalam posisi salah pun, mereka tidak mau mengakui kesalahan. Menunjukkan sikap arogan kepada pengguna jalan lain seolah dia adalah pihak yang benar. Dampak yang diharapkan, orang lain takut dan memilih mengalah. Meskipun kadang kala hal itu malah menciptakan masalah yang lebih besar.
Dikutip dari suara.com, emosi yang intens membuat siapapun yang mengalaminya cenderung akan salah dalam mengambil keputusan. Keputusan sehat hanya akan bisa diambil ketika seseorang mampu meredakan emosinya.
Dengan kata lain, jika orang bisa berpikir panjang dan membayangkan resiko yang akan dihadapi, kemampuan meredam emosi akan lebih tinggi.
Itulah yang dialami oleh orang ketika merasakan kemarahan atau kekesalan dengan orang yang ditakuti. Kemampuan meredam emosi menjadi lebih tinggi, meskipun dalam kenyataannya rasa kesal dan marah masih kuat dirasakan. Namun karena berpikir panjang atas dasar rasa takut, kemampuan mengambil keputusan sehat masih tinggi.
Ketika dimarahi istri, dimarahi atasan, mendapat ancaman dari orang yang ditakuti, sebenarnya ada rasa kesal dan marah namun takut untuk melampiaskan pada saat itu juga.
Karena tekanan dan kekesalan itu sering dialami, akhirnya menumpuk jadi satu. Sehingga setelah itu, perasaan akan menjadi lebih sensitif.
Melampiaskan kekesalan yang selama ini dipendam, cenderung dilakukan kepada orang yang tidak ditakuti meskipun orang terkait hanya sedikit menyinggung perasaan. Kemarahan yang selama ini dipendam bisa keluar saat itu juga.
Dan ketika bertemu orang di jalan, orang tidak terlalu berpikir tentang resiko. Sebab merasa tidak mengenal, tidak merasa sungkan, bahkan tidak merasa takut disebabkan tidak tahu latar belakang orang yang dihadapi. Apalagi menganggap bahwa orang lain dianggap lebih lemah dalam segala hal.
Maka akhirnya keluarlah segala kekesalan dan kemarahan yang selama ini sudah dipendam. Jadi kalau ada pengemudi yang galak, arogan, salah tapi malah marah, maklumi saja. Mungkin selain karena dia lelah dalam perjalanan, sebelumnya dia baru dibuat kesal oleh istri, atasan, aparat, atau orang lain di jalan yang ditakuti.
Baca juga: 7 Alasan Kita Harus Mengalah Sama Emak emak Saat Berkendara Meski Dia Yang Salah