Buat kita yang ingin memulai dunia usaha, berjualan adalah alternatif paling mudah. Namun demi bisa bersaing ditengah kerasnua persaingan, kita harus punya strategi sendiri. Salah satunya dengan menerima sistem pembayaran nyicil atau hutang. Jadi pembeli akan ambil produk lebih dulu baru kemudian membayar dalam jangka waktu tertentu. Bukan tanpa resiko, ini dia resiko yang bisa datang kapan saja.
6 Resiko Jualan Dengan Sistem Pembayaran Nyicil Atau Hutang
1. Orang yang suka mundur dalam membayar
Sebenarnya uang ada tapi entah kenapa orang seperti ini selalu saja sengaja menunda dalam membayar. Sehingga perputaran uang menjadi lebih lambat. Andai mau mengalah sekali saja, orang macam itu tidak akan membebani keuangan kita.
2. Pembeli yang memang sengaja tidak niat membayar
Pembeli macam ini selalu saja punya cara untuk mangkir dari tanggung jawab. Cicilan pertama lancar namun pada akhirnya seret dan berusaha tidak membayar sama sekali.
3. Pembeli yang nunggu dikejar-kejar baru mau bayar
Harapannya pada sadar sehingga dengan inisiatif sendiri datang untuk membayar. Tapi kenyataannya malah nunggu dikejar-kejar baru mau membayar.
4. Produk terlaris habis tapi uang tidak ada, sehingga harus nombok
Kalau semua sudah laku tapi uang belum masuk, ujung-ujungnya nombok dengan uang lain. Uang cadangan pun sudah habis yang membuat kita harus suntik dana dari sumber lain.
5. Penunggak yang gagal kita tagih
Ada juga kondisi dimana kita sudah gagal menagih banyak orang. Hingga akhirnya uang mengendap bahkan menguap. Kalau modal tidak kuat bisa-bisa usaha bangkrut.
6. Pembeli tidak tahu diri yang berusaha membersihkan nama
Jangan anggap orang macam ini tidak ada. Intinya orang dengan segala cara berusaha ambil produk lagi. Entah dengan nama orang lain, Pura-pura lupa atau bisa juga dengan mengakali sistem yang sudah kita buat.
Untuk itu selalu pikirkan baik-baik sebelum memulai usaha dengan sistem cicilan atau hutang.
Baca juga: Bentuk Kelicikan Pemilik Kontrakan Kios, Toko, Atau Ruko Yang Perlu Diwaspadai