Pada kenyataannya, Kita pernah berhadapan dengan Pemberi harapan palsu atau bahkan Kita sendiri pernah menjadi pemberi harapan palsu (PHP). Dengan keadaan itu, tentu ada pihak yang pada akhirnya merasa kecewa bahkan sakit hati. Harapan yang diinginkan bisa menjadi sebuah kenyataan, ternyata tidak kunjung terjadi dan hanya seperti akan segera terjadi. Atau yang lebih lagi, memiliki akhir yang tidak sesuai keinginan. Apapun posisi Kita, sudah pasti ada alasan Seseorang bisa menjadi Pemberi harapan palsu atau Php.
Jadi jika merasa belum tahu semua alasan yang membuat Orang menjadi tukang PHP, jangan langsung memberikan vonis buruk pada tukang PHP. Seperti biasa dan semoga tidak bosan dengan bahasa yang monoton, berikut ini keadaan yang membuat Orang menjadi Pemberi harapan palsu (PHP).
Tidak tega
Anggap saja Kamu, berharap banyak terhadap Saya dan akhirnya Saya seperti mengecewakan Kamu. Dengan tindakan yang Saya lakukan, sikap Saya terhadap Kamu, atau bisa juga yang lebih jelas Saya pernah berjanji sesuatu sama Kamu, namun itu tidak kunjung terjadi. Ini bisa Saya lakukan karena Saya tidak tega dengan Kamu. Padahal Saya sebenarnya tidak menginginkan hal itu. Saya tidak terlalu berpikir kedepan, karena Saya hanya menuruti perasaan saat ini. Tentunya perasaan tidak tega jika sampai Kamu merasa kecewa atau sakit hati karena pernyataan, sikap dan lain sebagainya yang secara tidak langsung menunjukkan pada Kamu untuk tidak berharap. Jadi Saya sengaja menunjukkan beberapa hal agar Kamu tetap merasa senang atau bahagia meskipun hanya dengan berharap.
Sungkan
Ini juga sama seperti yang sebelumnya tapi berbeda. Perjuangan yang Kamu lakukan atau mungkin pemberian, berhasil membuat Saya sungkan sehingga merasa tidak enak jika harus menghindar, mengabaikan, dan lain sebagainya. Padahal dalam diri Saya sendiri, tidak menginginkan menjadi seperti Orang yang Kamu harapkan atau bisa memberikan/melakukan seperti yang Kamu harapkan. Jadi hanya karena keadaan tersebut, Saya tidak bisa secara tegas mematahkan harapan Kamu terhadap Saya.
Menikmati
Saya sebenarnya tidak ingin menjadi yang Kamu harapkan, tapi Saya menikmati kebersamaan, kesenangan, bahkan keuntungan yang Saya dapatkan dari Kamu. Sangat disayangkan jika Saya sampai kehilangan semua itu. Akan tetapi jika melangkah lebih jauh lagi, Saya juga tidak mau. Jadi seperti ini saja, Saya menikmatinya. Dan dengan ini, Saya harus membiarkan Kamu terus berharap agar Saya tetap mendapatkan semua ini. Jika sampai Saya mewujudkan harapan Kamu, tentu Saya tidak nyaman dengan itu. Sebaliknya, jika Saya membuat Kamu berhenti berharap tentu Saya akan merasa rugi karena kehilangan semua ini.
Suka tapi
Saya sebenarnya suka sama Kamu, tapi keadaan yang memaksa Saya untuk tidak mewujudkan harapan Kamu. Karena seandainya Saya bisa, Saya pasti akan mewujudkan harapan Kamu terhadap Saya. Tapi kenyataannya Saya tidak bisa. Kamu bisa membuat opini tentang keadaan yang membuat Saya tidak bisa meskipun sebenarnya ingin sekali. Misalnya saja, Saya sedang menjalin kedekatan dengan Orang lain, masih memiliki ikatan dengan Orang lain, atau bisa juga karena kondisi Saya yang tidak bisa memiliki kemampuan untuk mewujudkan harapan Kamu. Jadi tolong sedikit mengerti dengan keadaan ini.
Kamu hanya sebagai
Sebenarnya Saya ingin sekali dan juga suka sama Kamu, dan Saya berharap suatu saat nanti bisa mewujudkan harapan Kamu, harapan Kita. Tapi saat ini, Saya masih berharap lebih dengan Orang lain yang tentu saja bukan Kamu. Saya akan menjadikan Dia prioritas utama dulu dan jika saja harapan Saya dengan Dia tidak terwujud, baru kemudian Saya datang pada Kamu. Jika saja Saya tidak memberi Kamu harapan meskipun palsu, tentu saja Saya akan kehilangan kesempatan jika sampai suatu saat harapan Saya dengan Orang lain tidak terwujud dan Saya menyerah. Jadi dalam hati kecil Saya, biarlah Kamu tetap aman dan bertahan untuk Saya hingga nanti Dia sudah tidak bisa memberikan apa yang Saya harapkan. Saya tidak ingin Kamu berharap pada Orang lain sebelum Saya tahu kepastian hubungan Saya dengan Dia.
Begini saja
Saya suka sama Kamu, tapi jujur Saya lebih suka dengan Orang lain yang saat ini masih bersama Saya. Tapi terus terang saja, Dia sering mengecewakan Saya dan sering membuat keadaan Saya kosong. Sehingga Saya lebih memilih Kamu tetap berharap agar saat Saya kosong ada Kamu yang tetap bisa mengisi kekosongan Saya. Jadi jika Saya memakai alasan ini, Kamu akan terus jadi korban PHP (pemberi harapan palsu).