Mungkin diantara kalian pernah ada yang mencoba usaha kuliner tapi tidak laku. Setiap hari hanya laku sedikit dan secara hitungan itu tidak masuk sama sekali. Lanjut cuma menghabiskan waktu dan tenaga, atau justru malah terus mengalami kerugian dan menghabiskan modal. Bertahan dan bersabar, seperti tidak ada perubahan. Padahal ada orang lain yang merintis bisnis serupa tapi akhirnya berjalan dengan baik. Umumnya hal berikut ini yang menyebabkan usaha kuliner tidak laku.
1. Target konsumen yang tidak tepat merupakan salah satu penyebabnya. Apalagi usaha yang kalian rintis termasuk jenis baru. Perlu perkenalan dan mungkin orang sekitar tidak begitu tertarik meskipun itu adalah inovasi baru. Jadi daripada fokus menentukan usaha yang dijalani, lebih dulu fokus pada kebutuhan dan keinginan orang sekitar yang menjadi target konsumen.
2. Kompetitor juga faktor penting yang harus diperhatikan. Ada orang lain yang lebih dulu buka usaha serupa, atau buka secara bersamaan, bahkan mungkin orang itu adalah motivasi kalian karena sudah terlihat berhasil yang seolah kalian bisa merasakan keberhasilan serupa jika memulai bisnis serupa. Padahal belum tentu, bisa saja orang itu terus laris manis sedangkan kalian cuma gigit jari. Karena dalam banyak hal, orang itu jauh lebih baik daripada kalian.
3. Harga dan rasa yang memang harus benar-benar diperhatikan. Banyak juga pelaku usaha kuliner yang menjual dengan harga lebih mahal tapi rasa yang kurang memuaskan atau biasa saja. Tapi para pelaku usaha yang menerapkan sistem ini, sering sekali tidak sadar. Merasa bahwa rasa makanan sudah enak, dengan harga yang wajar. Kalau memang tidak ada kesepakatan bersama, jual lebih murah, atau berikan lebih banyak dengan harga standar, dan yang pasti belajarlah kepada ahlinya untuk mendapatkan rasa terbaik baru memulai usaha kuliner. Jadilah ahli jangan hanya merasa ahli membuat masakan enak, ingatlah bahwa kalian memenuhi selera orang lain bukan diri sendiri.
4. Kenyamanan, pelayanan, dan kebersihan. Ketiga hal diatas harus benar-benar dibuat maksimal. Sebab standar setiap orang berbeda-beda. Maka dengan kondisi tersebut, memberikan pelayanan maksimal pasti akan membuat lebih banyak orang memiliki cara pandang positif.
5. Penurunan kualitas yang tidak disadari atau bahkan mungkin dilakukan secara sengaja, contohnya mengurangi bahan untuk menghemat uang belanja dengan harapan mendapatkan keuntungan lebih besar. Kalau usaha ingin maju, semakin laris seharusnya semakin ditingkatkan. Keuntuntungan per penjualan semakin sedikit tapi penjualan meningkat. Misalnya sebelumnya bahan 1 kg untung 50 ribu, maka bahan 2 kg tidak harus untung 100 ribu. Bisa saja bahan 2 kg untung 70 - 80 ribu saja.
6. Lokasi yang kurang strategis, tidak mudah dilihat banyak orang, berada di jalur cepat, tempat parkir susah, dan masih banyak hal lain terkait lokasi buka usaha. Maka jika memang susah mendapatkan lokasi yang bagus, sebaiknya diimbangi dengan promosi yang bagus pula.
Yang jelas, jangan pernah putus asa. Terus belajar dan jangan pernah berpuas diri. Jika ada figur yang sukses dan itu menjadi motivasi, jangan fokus pada kesuksesannya tapi pelajari juga perjuangan dan semua hal yang bisa membuatnya jadi seperti itu.