Sudah menjadi tanggung jawab suami untuk mencari nafkah demi menghidupi anak dan istrinya. Memang hal itu yang harus terjadi dan memang hampir semua suami melakukan tugasnya dengan baik.
Tapi berawal dari itu, persentase yang diberikan untuk keluarga terlalu kecil. Sebagian besar digunakan untuk kesenangan suami sendiri.
Kalau untuk kesenangan dalam bentuk kegiatan positif, mungkin bukan suatu masalah. Tapi malah sering sekali, kesenangan itu sifatnya negatif dan suami tidak mau disalahkan.
Ilustrsi Suami di tempat karaoke
Misalnya, bersenang-senang dengan wanita lain. Itu dilakukan dengan mengorbankan hak istri demi wanita lain.
Bekerja dalam satu bulan, setiap gaji yang didapatkan diberikan kepada istri hanya sebagian kecil. Itupun istri harus rela menahan keinginan bahkan beberapa kebutuhan demi membuat semua cukup memenuhi kebutuhan utama.
Tapi mungkin tanpa disadari istri, suami melakukan banyak bentuk keegoisan dengan menyenangkan diri sendiri, apalagi kesenangan itu dengan wanita lain.
Padahal istri punya keinginan pun, tidak kunjung terpenuhi. Bahkan ada keinginan besar anak, yang terus ditunda ayahnya.
Padahal jika uang yang digunakan untuk kesenangan negatif dikumpulkan, semua kebutuhan istri dan anak bahkan keinginan mereka bisa terpenuhi.
Umumnya hal semacam ini didominasi oleh kalangan menengah kebawah. Yang hobinya menghabiskan uang pendapatan untuk kesenangan sendiri sedangkan kebutuhan istri terabaikan.
Sebagai contoh, bekerja sehari 100 ribu, 20 ribu diberikan pada istri dan diharapkan cukup. Itupun masih dengan penekanan harus hemat dan tidak boros.
Tapi kemudian di luar, uang 80 ribu yang ditotal dalam satu bulan atau satu minggu, habis untuk bersenang-senang sendiri, masih adakah suami seperti itu?.
Baca juga: Suami Hobi Karaoke, 4 Gambaran Yang Dilakukan Di Tempat Karaoke