Generasi 90an kebawah dalam merayakan hari raya idul fitri itu terasa sangat meriah. Dengan baju bagus yang dibelikan oleh orang tua, mereka dengan kompak merayakan hari raya dengan sangat gembira. Ada semacam kebiasaan yang mereka lakukan, yang sepertinya untuk jaman sekarang ini beberapa sudah mulai hilang. Dan inilah alur perjalanan anak 90an kebawah yang kini sudah mulai hilang.
7 Alur Perjalanan Silaturahmi Idul Fitri Anak 90an Yang Sekarang Mulai Hilang
1. Mulai dari orang tua dan kerabat terdekat untuk mendapatkan uang jajan
Sebagian besar anak pada jaman itu, memulai sungkem atau meminta maaf dari orang tua, kakek nenek, hingga saudara dari orang tua mereka. Hal ini pertama dilakukan dengan harapan mendapatkan uang jajan dari masing-masing rumah yang dikunjungi. Yang tentu saja setelah diberi uang jajan, itu akan menjadi bekal dalam perjalanan berikutnya.
2. Setelah itu mereka berkumpul dengan teman sepermainan
Ketika semua sudah selesai, kemudian tanpa ada janji bertemu mereka akan berkelompok dengan teman sebaya. Dari kelompok kecil akhirnya bersatu dengan kelompok lain hingga jumlah mereka semakin banyak.
3. Berikutnya mengunjungi sebagian besar bahkan semua tetangga sekitar
Ketika sudah terbentuk sebuah kelompok, mereka akan sama-sama mengunjungi rumah-rumah tetangga sekitar. Kalau jaman dulu, mereka akan mengunjungi semua rumah. Rumah yang menjadi favorit biasanya rumah yang menyediakan makanan paling enak. Mereka sudah hafal dengan rumah tipe seperti itu.
4. Dan setelahnya menjalar ke kampung sebelah meskipun tidak semuanya
Bukan hanya tetangga satu kampung, mereka juga mengunjungi rumah kampung sebelah meski hanya sebagian kecil saja. Tentunya jika interaksi dengan kampung tetangga dalam keseharian, memang dianggap cukup akrab atau berdekatan.
5. Baru kemudian mengunjungi Guru sekolah mereka
Guru sekolah merupakan tujuan wajib, meskipun untuk jarak yang lumayan jauh harus ditempuh dengan berjalan kaki. Tentunya Guru yang dikunjungi bertempat tinggal tidak terlalu jauh. Biasanya hanya berjarak beberapa kampung.
6. Baru setelahnya berburu makanan favorit dari hasil mendapatkan uang jajan dari kerabat sebelumnya
Jika semua sudah selesai, keseharian mereka cenderung suka nongkrong di warung makan. Apalagi mereka yang dalam keseharian, tidak terlalu sering dibelikan makanan enak. Yang tentu saja berbeda dengan anak sekarang, dimana setiap hari bisa minta dibelikan makanan apa saja.
7. Tahap terakhir adalah pergi ke tempat rekreasi sederhana bersama-sama
Kalau jaman dulu, mereka rela naik angkot atau omprengan untuk bersama-sama menuju tempat rekreasi sederhana. Bisa saja kolam renang, dan lain sebagainya. Saat itulah puncak kebahagiaan mereka benar-benar dirasakan.
Dalam prosesnya, tidak selalu sehari selesai. Namun pada jaman itu untuk sehari full mereka bisa rela berjalan kaki kemana-mana bersama teman-temannya.
Baca juga: 6 Orang Yang Merasa Sedih Saat Puasa Atau Lebaran