Menyampaikan kebenaran menurut agama dan kepercayaan yang kita anut merupakan satu tindakan kewajiban. Tapi hal itu bisa menjadi bomerang jika kita salah dalam penyampaian. Selain itu ada hal-hal yang akhirnya justru membuat kita dianggap sok suci ketika berusaha mensehati orang lain tentang perilaku yang buruk.
6 Hal Yang Membuat Kita Dianggap Sok Suci Ketika Berusaha Menasehati Orang Lain
1. Ada masa lalu dari kehidupan kita yang dianggap sebagai aib
Sebenarnya kita sudah berusaha menjadi orang baik untuk saat ini. Tapi ada perilaku buruk di masa lalu yang tidak dilupakan orang lain. Kita menganggap bahwa hal itu sudah terlupakan orang lain, bahkan kita sendiri lupa. Tapi untuk orang yang kita nasehati tidak akan pernah lupa akan hal itu.
2. Kita melakukan ibadah hanya sebagai ritual, tidak tercermin dalam sikap maupun kehidupan sehari-hari kita
Ibadah kita tertib tapi itu hanya sebagai ritual saja. Dalam kehidupan sehari-hari dalam bersikap dan perilaku, kita tidak pernah mengamalkan apa yang selama ini kita pelajari. Misalnya kita rajin ibadah dan meras melakukan kebaikan hampir setiap hari, tapi ada sifat tertentu yang sebenarnya itu mengganggu kehidupan orang lain. Misalnya tukang gosip dan menyebarkan aib orang lain.
3. Ada saudara atau kerabat terdekat kita yang memiliki kelakuan buruk serupa
Saudara atau kerabat yang memiliki perilaku buruk juga bisa jadi senjata balik untuk membuat kita terlihat sok suci. Menasehati orang lain dengan seringnya tapi seolah kita tidak bisa menasehati orang terdekat untuk berperilaku lebih baik.
4. Bahkan tanpa sadar kita sudah melakukan keburukan yang kita anggap normal
Keburukan dalam bentuk lain sering kita lakukan, tapi kita merasa bahwa hal itu normal. Misalnya tukang gosip atas aib tetangga. Tapi kemudian kita menasehati orang lain agar sesuai dengan keyakinan kita bahwa hal itu baik.
5. Kita cenderung menasehati untuk hal yang sifatnya pribadi
Kita sudah memasuki ranah pribadi. Permasalahan yang sebenarnya untuk urusan pribadi malah kita berusaha masuk untuk menasehati. Padahal bertanya saja sudah termasuk ikut campur, ini malah menasehati tanpa diminta.
6. Kita tidak tahu bahwa orang terdekat kita melakukan perilaku buruk yang hanya diketahui orang luar saja
Misalnya kita punya anak, hobinya mabuk-mabukan. Tapi kita tidak pernah tahu hal itu karena pintarnya anak dalam menutupinya. Tapi ketika ada orang lain mabuk, kita terpancing untuk menasehati agar mereka tidak melakukan. Padahal sudah jadi rahasia umum, semua orang tahu kalau anak kita hobinya juga mabuk.
Baca juga: Hutang Uang Tidak Akan Merusak Pertemanan Jika Memenuhi 10 Syarat Berikut Ini