Dalam satu keluarga besar, meski punya mobil tidak semua bisa mengemudi. Paling cuma beberapa anggota keluarga saja yang bisa. Atau malah satu orang saja yang bisa. Anggota keluarga lain tidak ada satupun yang bisa, kalaupun bisa cara mengemudi masih sangat membahayakan. Sementara yang paling mahir cuma kita sendiri. Jika kondisinya seperti itu, biasanya hal-hal berikut yang menjadi suka dukanya.
10 Suka Duka Jika Dalam Satu Keluarga Besar, Hanya Kita Sendiri Yang Bisa Nyetir Mobil
1. Suka disuruh-suruh untuk banyak hal, jika perlu menggunakan mobil untuk urusan tertentu
Kalau hujan deras, anggota keluarga lain butuh bepergian, biasanya kita disuruh untuk mengantarkan. Dukanya, kalau lagi malas bepergian. Apalagi saat itu lagi males keluar rumah dan sudah terlanjur nyaman di dalam kamar. Bahkan tidak jarang, kita diminta untuk bepergian sendiri dengan tujuan tertentu. Sebab dalam keperluan itu tidak memungkinkan untuk menggunakan mobil.
2. Kalau piknik sekeluarga, merasa paling lelah karena tidak ada yang menggantikan
Kalau pergi jalan-jalan dengan keluarga, tentu tidak ada anggota keluarga lain yang bisa menggantikan mengemudi. Kalau dalam jarak jauh biasanya kita sendiri yang merasa lelah. Anggota keluarga lain bisa dengan santai tidur sepanjang perjalanan.
3. Lebih sering terlibat dalam urusan keluarga, tidak bisa absen atau memutuskan untuk tidak ikut dulu
Kalau ada acara keluarga, mau tidak mau harus ikut. Karena kita yang menjadi 'pilotnya' sehingga akan lebih sulit untuk absen sekali saja ketika malas mengikuti acara keluarga.
4. Tidak bisa meminta anggota keluarga lain, untuk memasukkan mobil yang masih berada di luar
Misalnya saja malam habis bepergian, tapi sudah lelah dan mengantuk. Sementara mobil masih diluar dan belum masuk garasi. Otomatis kita tidak bisa meminta tolong pada anggota keluarga lain. Mau tidak mau harus memasukkan mobil sendiri ke garasi.
5. Kalau mobil bermasalah pun, jarang ada yang bisa ngerti
Kalau mobil ada masalah, biasanya tidak ada yang paham tentang hal itu. Sehingga anggota keluarga yang lain, tahunya cuma mobil dalam keadaan sehat. Kalau rusak dibawa ke bengkel untuk diperbaiki. Seolah itu proses yang sangat sederhana, sementara kita yang paham kadang lebih pusing dalam memikirkannya.
6. Tapi bagusnya, kita cenderung lebih dihargai ketika bepergian
Sebab dalam posisi itu kita membawa mereka, dan mereka menaruh harapan besar ketika pergi satu keluarga. Biasanya sih kalau butuh apa-apa, kita cenderung dilayani. Atau minimal diberikan sesuatu sebagai wujud terima kasih.
7. Menjadi orang yang sering diajak konsultasi tentang rencana perjalanan satu anggota keluarga
Seolah kita memegang kendali untuk setiap kegiatan. Karena dari situ, kita menjadi ujung tombak. Tidak mungkin untuk suatu rencana, kita tidak dilibatkan sama sekali.
8. Kalau tidak wajib, anggota keluarga lain yang cenderung menyesuaikan diri dengan waktu kita
Kita akan lebih sering ditanya tentang waktu yang pas untuk bepergian, biasanya mereka yang akan menyesuaikan diri dengan waktu kita. Kita bisa lebih menentukan waktu keberangkatan, dengan alasan masuk akal. Jadi kalau kita malas berangkat pagi, tinggal kita cari alasan agar bisa berangkat siang.
9. Bebas dari tanggung jawab terhadap tugas lain, dengan alasan sudah terlalu lelah
Kalau habis perjalanan kita bebas untuk izin istirahat kapan saja. Dengan alasan sudah terlalu lelah, tentu saja anggota keluarga lain akan mengambil alih tugas kita jika ada.
10. Andai saja mobil bisa menghasilkan, kita yang akan merasakan hasilnya secara maksimal
Misalnya saja dimintai tolong tetangga untuk antar dengan imbalan uang, tentu cuma kita yang bisa melakukannya. Tidak mungkin diserahkan kepada anggota keluarga yang lain. Yang secara langsung, 'keuntungan' itu akan benar-benar kita dapatkan secara maksimal.
Baca juga: 6 Penyebab Kita Lebih Cepat Lelah Ketika Belajar Nyetir Mobil, Daripada Nyetir Setelah Mahir